INFONASIONAL.com | Internasional - Petra, kuno kuno di Yordania, yang menakjubkan dan menjadi destinasi favorit wisatawan dunia. Ternyata, Arab Saudi juga memiliki kota kuno yang serupa, Madain Saleh.

Kota itu ada sejak abad 1 SM. Madain Saleh dan Petra sama-sama kuno. Kedua kota itu juga sama-sama dibangun di bebatuan purba.

Madain Saleh dikenal dengan kawasan Hijir atau Hegra. Kota ini ada di dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2008. Itu sekaligus menjadi situs Arab Saudi pertama yang masuk daftar UNESCO.

Madain Saleh berada di al-Ula, Provinsi Madinah. Jarak dari kota al-Ula sekitar 22 kilometer. Adapun, jarak dari Kota Madinah kurang lebih 400-an kilometer, butuh waktu 4-5 jam via darat.

Ada gerbang semacam loket di gerbang kawasan Madain Saleh. Bukan untuk tiket, melainkan pemeriksaan identitas. Pengunjung memang dibatasi dari sisi waktu. Usai Asar harus segera keluar dari kawasan terpencil tersebut.

Kawasan Madain Saleh adalah gurun pasir dengan batu-batu raksasa yang berwarna kuning keemasan. Berdasarkan prasasti, kawasan Hijir 'berdenyut' pada abad 1 SM hingga 74 Masehi. Oleh suku penghuni, batu-batu dipahat sehingga memiliki corak dan pintu. Di dalamnya ada ruang-ruang kecil. Di situlah jenazah ditempatkan.

Di antara lebih dari 100 batu yang tersebar di area 4.000 hektare, ada satu yang cukup spesial. Dinamakan Qasr al-Farid, batu tersebut berdiri sendiri, jauh dari batu-batu lainnya. Pahatan tidak selesai seperti ada peristiwa besar yang terjadi saat itu.

Selain itu, ada satu batu yang dibentuk menjadi ruang persegi panjang berukuran 13 x 10 meter dan tinggi 8 meter. Diwan namanya dan diyakini sebagai tempat pemujaan atau altar. Lokasinya berada di antara celah dua bukit batu setinggi 40 meter. Pola letaknya mirip Petra.
Mengapa Madain Saleh dan Petra yang terpisah sekitar 750-an kilometer mirip atau bahkan kembar?

Berdasarkan arkeologi Saudi, kedua kota ini dibangun oleh suku bangsa yang sama: Tsamud. Juga berada dalam satu kerajaan yakni Nabath. Pusatnya Petra, sedangkan Hijir atau Madain Saleh merupakan kota terbesar kedua.Dikutip dari buku Situs-Situs dalam Al Qur'an: Dari Banjir Nabi Nuh hingga Bukit Thursina karya Syahruddin El-Fikri, Kota Kuno Al Ula adalah kota peninggalan Kaum Tsamud yang pandai dalam memahat, mengukir, dan pertukangan.

Saat detikTravel berkunjung pada 2017, tidak banyak yang berkunjung. Termasuk warga setempat. Kemungkinan karena kawasan tersebut dianggap tak layak sebagai tempat wisata dan pernah diazab. Lokasi yang jauh jadi alasan tambahan.

Tetapi kini, banyak operator wisata yang menawarkan liburan ke Madain Saleh.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memang tengah mengembangkan Al Ula sebagai destinasi wisata. Menurut laporan media lokal, Arab News, pada 30 Agustus 2023, Komisi Kerajaan untuk Al Ula (RCU) meluncurkan rencana pembangunan perkotaan untuk wilayah tengah dan selatan dalam upaya menjadikan Saudi sebagai tujuan pariwisata global.

RCU menyebut rencana induk baru yang bernama "Path to Prosperity" itu akan mengubah wilayah selatan dan tengah Al Ula menjadi komunitas perkotaan dengan "kualitas hidup yang lebih baik." Proyek pengembangan Al Ula ini juga menjadi salah satu agenda penting dalam Visi Arab Saudi 2030 seiring dengan upaya Kerajaan dalam melakukan transformasi perekonomian.