INFONASIONAL.com | Budaya - Tidak hanya mengandung keindahan estetika, ternyata dalam batik terdapat pengaplikasian konsep matematika. Pengaplikasian konsep matematika ini menunjukkan bahwa kecerdasan matematis telah ada di Nusantara selama berabad-abad. Penggabungan konsep matematika, seni, dan budaya ini menjadikan batik sebagai warisan yang unik dan berharga.

Konsep matematis dalam batik dapat dilihat dari motif dan proses membatiknya. Ada beberapa konsep matematis dalam batik. Berikut akan disebutkan empat konsepnya.

Yang pertama, konsep geometri dan simetri. Kerap kali ditemui desain batik yang menggunakan prinsip geometris seperti lingkaran, segi empat, segitiga, dan sebagainya. Pola-pola geometris ini biasanya ada di sepanjang kain batik. Hal itu menunjukkan penerapan prinsip simetri matematis.

Yang kedua, seri Fibonacci. Sadar atau tidak, beberapa pola dalam batik itu mengikuti urutan angka Fibonacci. Angka Fibonacci, setiap angka adalah penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Nah, konsep ini digunakan dalam menentukan proporsi dan distribusi elemen desain batik.

Yang ketiga, transformasi geometris. Saat diperhatikan dengan seksama, proses pembuatan batik itu melibatkan berbagai transformasi geometris, seperti translasi, dan refleksi. Translasi sering juga disebut sebagai pergeseran. Transformasi ini memindahkan titik dengan jarak dan arah tertentu.

Salah satu contoh batik yang menggunakan konsep ini adalah motif batik Mega Mendung. Sementara, batik yang menggunakan konsep refleksi atau pencerminan adalah batik Motif Paksi Naga Liman.

Yang keempat adalah pola penyusunan dan perhitungan luas serta jarak. Penyusunan pola dalam batik itu kerapkali mengikuti pola repitisi yang teratur. Ini tentunya dirancang dengan memastikan keselarasan dan keseimbangan visual.

Hal tersebut mencerminkan pengaplikasian perhitungan matematis. Selain itu, sebelum mendesain, seorang pembatik biasanya memperhatikan luas bidang dan jarak antar desain untuk mendapatkan nilai estetikanya.

Belakangan ini, motif batik biasanya juga dijadikan sebagai media pembelajaran matematika. Dalam salah satu jurnal yang terbit di Scholaria, penulisnya menyebutkan beberapa motif batik yang mengandung unsur-unsur matematis yang dapat digunakan sebagai media pengembangan pembelajaran matematika.

Misalnya, batik Pasadehan Suropati, memiliki konsep geometri untuk sekolah dasar. Motifnya dapat digunakan untuk pengenalan garis, sudut dan bangun datar sederhana