INFONASIONAL.com | Budaya Selain suku Jawa, Surabaya menjadi tempat tinggal berbagai suku dan etnis, seperti Madura, Tionghoa, Arab, Bali, Batak, Bugis, dan masih banyak lagi. Surabaya pun dijuluki sebagai kota multi etnis yang kaya budaya.
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Madura, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Kota ini memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Timur.

Berdasarkan data BPS 2022, penduduk Surabaya sebanyak 2,887 juta jiwa atau 7,07 persen dari total penduduk di Jawa Timur. Dan, luas daerahnya sebesar 335,93 kilometer persegi. Suku dan Etnis Paling Banyak Menghuni Surabaya:
Melansir situs PKSPL IPB, keragaman etnis di Surabaya muncul karena keberadaan penduduk pendatang. Dalam prosesnya, mereka hidup bersama dan membaur dengan penduduk asli.

Kondisi ini kemudian membentuk pluralisme budaya, yang akhirnya menjadi ciri khas Kota Surabaya. Terdapat empat suku dan etnis yang paling banyak menghuni Surabaya berikut daftarnya:

  1. Suku Jawa

Suku Jawa merupakan suku bangsa mayoritas yang menghuni Kota Surabaya, sebanyak 83,68 persen dari total jumlah penduduk. Namun, berbeda dengan masyarakat Jawa pada umumnya, suku Jawa di Surabaya mempunyai ciri khas tersendiri yang tampak pada logat bahasanya. Dialek khas bahasa Jawa yang digunakan masyarakat Surabaya dan sekitarnya adalah Boso Suroboyoan. Dialek ini terkesan egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal ragam tingkatan bahasa.

2. Suku Madura

Suku Madura adalah suku bangsa terbanyak kedua, yaitu sebanyak 7,5 persen dari total jumlah penduduk Surabaya. Suku ini berasal dari Pulau Madura yang terletak di sebelah utara Jawa Timur. Faktor ekonomi mendorong orang Madura melakukan perpindahan penduduk secara besar-besaran. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari logat daerah yang mudah dikenali oleh suku bangsa lainnya. Sama halnya seperti suku Jawa, suku ini tidak mengenal penggunaan tingkatan bahasa.

3. Etnis Tionghoa

Etnis Tionghoa menjadi suku terbanyak ketiga yang menghuni Kota Surabaya, yaitu sebanyak 7,25 persen dari total jumlah penduduk.
Mengutip jurnal Relasi Antar Umat Mayoritas dan Minoritas: Studi Masyarakat Tionghoa di Surabaya oleh Wasisto Raharjo Jati, keberadaan Suku Tionghoa telah menjadi bagian penting dalam masyarakat Surabaya sejak era kerajaan pra kolonialisme, kolonialisme, pergerakan kemerdekaan, sampai masa kini.
Oleh karena itu, suku Tionghoa Surabaya tidak lagi dipandang sebagai pendatang, melainkan penduduk kota karena adanya proses akulturasi. Pembentukan suku Tionghoa Surabaya dapat terjadi karena ikatan komunitas yang kuat berbasis kekeluargaan.

  1. Etnis Arab

Etnis Arab menduduki posisi keempat sebagai suku terbanyak di Kota Surabaya, yaitu sebanyak 2,04 persen dari total jumlah penduduk Surabaya. Ketika berkunjung ke Surabaya, kamu akan menemukan sebuah wilayah yang dikenal sebagai Kampung Arab, karena sebagian besar penduduknya beretnis Arab.

Suku ini memiliki pola kebudayaan khas yang membedakannya dengan suku lain, seperti dalam kegiatan berdagang menggunakan syariat agama Islam, masih menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, dan kesenian suku ini cenderung berorientasi Islam.