INFONASIONAL.com | Tokoh - Robert Mansergh adalah salah satu tokoh Sekutu yang bertugas semasa Pertempuran Surabaya pada November 1945. Mansergh menjadi pemimpin pasukan Sekutu menggantikan AWS Mallaby yang tewas di tangan salah satu pejuang Surabaya. Semasa bertugas, Mansergh dikenal sebagai sosok yang mengeluarkan ultimatum untuk rakyat Surabaya pada 9 November 1945. Ultimatum yang dilontarkan Mansergh itulah yang memicu Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. 

Berikut ini biografi singkat Robert Mansergh.

Lahir di Tanjung Harapan

Robert Mansergh lahir di Tanjung Harapan Koloni Inggris pada 12 Mei 1900. Ia menempuh pendidikan di Rondebosch Boys' High School di Cape Town, Afrika Selatan, kemudian melanjutkan ke Akademi Militer Kerajaan Inggris di Woolwich, London. Pada 1920, Mansergh memulai karier militernya di Royal Field Artillery. Sepuluh tahun kemudian, ia ditugaskan ke Irak dan mendapatkan Anugerah Military Cross. Selama Perang Dunia II (1939-1945), Mansergh bergabung dalam Artileri Kerajaan Inggris yang ditugaskan di Eritrea, Abyssinia, Libya, Timur Tengah, Persia, Irak, Arakan, Assam, dan Myanmar.

Peran Robert Mansergh dalam Pertempuran Surabaya

Pada pertengahan Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, yang membuka kesempatan bagi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Segera setelah itu, datang pasukan Sekutu yang diwakili Inggris, ke Indonesia. Adapun tugas pasukan Sekutu adalah melucuti tentara Jepang dan membebaskan orang-orang Eropa yang menjadi tawanan perang Jepang. Pada 18 September 1945, datang rombongan pertama pasukan Sekutu di Surabaya. Situasi di Surabaya menjadi tegang karena datangnya Sekutu ditunggangi kepentingan Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia. Pada 25 Oktober 1945, Brigade Infanteri India ke-49 yang berada di bawah pimpinan AWS Mallaby, tiba di Surabaya. Tidak sampai seminggu di Surabaya, AWS Mallaby tewas dalam insiden penembakan di dekat kawasan Jembatan Merah.

Sepeninggal Mallaby, Inggris mendatangkan bala bantuan, yakni dua brigade tambahan (India ke-9 dan ke-123) dari Divisi India ke-5 yang dipimpin oleh Robert Mansergh. Baca juga: Peran Gubernur Suryo dalam Pertempuran Surabaya Sebagai pemimpin Sekutu yang baru, Mansergh mengambil sikap keras dengan mengeluarkan ultimatum kepada pejuang di Surabaya. Isi ultimatum yang dikeluarkan Mansergh pada 9 November 1945 adalah perintah kepada para pejuang di Surabaya agar menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan. Apabila tidak dipatuhi, Sekutu mengancam akan menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara. Selain itu, semua tokoh dan para pemuda di Surabaya harus menyerahkan diri selambat-lambatnya pada 10 November 1945, pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan. Ultimatum itu tidak dipenuhi oleh para tokoh maupun masyarakat Surabaya, yang justru siap bertempur untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Alhasil, pecah pertempuran 10 November 1945 antara pasukan Sekutu melawan para pejuang di Surabaya. Mulai 10 November 1945 pagi hari, Mansergh menjadi pemimpin Pertempuran Surabaya. Meski pasukan Mansergh mendapat perlawanan sengit dari para pejuang, separuh kota Surabaya dapat dikuasai hanya dalam beberapa hari.


Karier Militer Terus Menanjak

Selepas bertugas di Surabaya, Robert Mansergh naik pangkat menjadi Letnan Jenderal. Letnan Jenderal Robert Mansergh kemudian menjabat sebagai Sekretaris Militer (1948-1949), Panglima Pasukan Inggris di Hong Kong (1949-1951), Wakil Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu Eropa Utara (1951-1953), Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu Eropa Utara (1953-1956), dan Panglima Tertinggi Pasukan Angkatan Darat Britania Raya (1956-1959). Sebagai Panglima Tertinggi Pasukan Angkatan Darat Britania Raya, Mansergh mengepalai komite yang meneliti Administrasi Angkatan Darat Britania Raya. Tidak banyak diketahui tentang kehidupan Mansergh setelah pensiun dari dunia militer. Robert Mansergh meninggal pada 8 November 1970 dalam usia 70 tahun.