Belum Ditemukan 11 Orang Hilang Akibat Banjir Lahar Di Sumbar, Wilayah Pencarian Diperluas Hingga Ke Perbatasan Riau

Belum Ditemukan 11 Orang Hilang Akibat Banjir Lahar Di Sumbar, Wilayah Pencarian Diperluas Hingga Ke Perbatasan Riau

Smallest Font
Largest Font

Infonasional.com | Sumbar - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas area pencarian korban hilang akibat banjir lahar hujan Gunung Marapi di Sumatera Barat hingga perbatasan provinsi Riau. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan, ada 11 warga yang masih hilang, yakni 10 korban di Kabupaten Tanah Datar dan 1 di Kabupaten Agam.

“Untuk pencarian hingga saat ini masih diteruskan, meskipun sudah mulai diperluas. Di Tanah Datar diperluas pencarian hingga ke perbatasan provinsi Sumatera Barat dan Riau,” ujar Abdul dalam keterangannya, Rabu (22/5/2024).

Menurut Abdul, tim gabungan memperluas area pencarian karena tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban di lokasi terdampak langsung bencana.

“Artinya di daerah yang terdampak langsung, tim pencarian dan pertolongan sudah tidak melihat ada lagi side-side yang mungkin menjadi tempat dari para korban ini yang masih belum ter-explore,” kata dia.

Abdul berharap perluasan area pencarian membuat tim gabungan dapat menemukan para korban hilang, sehingga bisa langsung ditangani dan diserahkan kepada pihak keluarga. Adapun BNPB sampai saat ini mencatat ada 61 korban meninggal akibat banjir lahar Gunung Marapi disertai tanah longsor di Sumatera Barat. Jumlah tersebut berdasarkan hasil sinkronisasi data antar pemangku kebijakan yang terlibat dalam proses penanganan bencana.

“Kami sudah satu data saat ini di 61 korban jiwa meninggal dan 11 hilang,” kata Abdul.

Secara terperinci, di Kabupaten Tanah Datar terdapat 29 korban meninggal, Kabupaten Agam 22 korban jiwa dan di Kota Padang Panjang 2 korban meninggal. Kemudian di Kota Padang terdapat 2 korban jiwa, dan di Kabupaten Padang Pariaman satu orang meninggal dunia. Abdul menegaskan bahwa jumlah korban ini berbeda dari data yang pernah dilaporkan, karena sebelumnya terdapat duplikasi dalam pencatatan nama korban.

“Kami sinkronisasi dengan by name by address ya. Artinya dengan dukcapil dengan catatan kependudukan, kami ternyata masih menemukan duplikasi pencatatan korban jiwa dan orang hilang,” ujar dia.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow