INFONASIONAL.com | Kesehatan - Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru mengenali sel-selnya sebagai ancaman dan mulai menyerangnya. Banyak ragam penyakit autoimun yang berbeda dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Kondisi ini dapat secara signifikan menurunkan kualitas hidup, terutama jika pengobatan yang sesuai tidak diperoleh. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Kemungkinan terkena penyakit autoimun tertentu bisa terkait dengan golongan darah. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut, mengetahui golongan darah bisa membantu memahami risiko yang mungkin dihadapi serta membimbing dokter dalam merencanakan pemeriksaan yang diperlukan.

Jenis-jenis penyakit autoimun Sendi dan otot: Artritis reumatoid, lupus, sindrom Sjogren Saluran pencernaan: Penyakit Crohn, kolitis ulserativa, penyakit celiac Sistem endokrin: Penyakit Hashimoto, penyakit Graves, penyakit Addison Kulit: Psoriasis, dermatomiositis Sistem saraf: Sklerosis multipel, sindrom Guillain-Barre Lainnya: Vaskulitis, diabetes tipe 1 Banyak kondisi autoimun yang dapat dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup. Kondisi lainnya mungkin memerlukan penanganan yang berbeda.

Apa saja gejala penyakit autoimun? Walaupun setiap kondisi autoimun menunjukkan gejala yang berbeda, beberapa gejala umum termasuk: Rasa lelah yang tidak dapat dijelaskan Nyeri dan pembengkakan pada sendi Nyeri perut Gangguan pencernaan Demam yang kambuh tanpa sebab jelas Pembengkakan kelenjar.

Berikut ini adalah beberapa penyakit autoimun yang mungkin terkait dengan golongan darah.

Diabetes tipe 2

Sebuah studi kasus kontrol dilakukan untuk menilai apakah golongan darah A, B, AB, atau O berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes tipe 2. Penelitian ini melibatkan 300 partisipan yang terdiri dari individu dengan dan tanpa diabetes. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengiriman kuesioner elektronik. Hasil studi ini menunjukkan seseorang dengan golongan darah B memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dibandingkan golongan darah lainnya.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti merekomendasikan seseorang dengan golongan darah B untuk menjalani pemeriksaan rutin guna mendeteksi dini kondisi tersebut.

Rematik

Penyakit autoimun rematik seringkali menimbulkan rasa sakit pada sendi, tendon, tulang rawan, dan jaringan ikat. Beberapa jenis yang umum termasuk artritis reumatoid, Sindrom Sjogren, dan lupus eritematosus sistemik. Pada sebuah penelitian tahun 2017 yang melibatkan 823 pasien dengan jenis penyakit rematik yang sama, ditemukan adanya kaitan antara golongan darah tertentu dengan risiko menderita kondisi tertentu: Golongan darah O: Berhubungan dengan lupus, sklerosis sistemik, dan Sindrom Sjogren Golongan darah AB: Lebih jarang mengalami penyakit rematik (mungkin disebabkan oleh kelangkaan golongan darah ini dan sedikitnya jumlah partisipan penelitian yang memiliki golongan darah tersebut). Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa 92,2 persen dari pasien memiliki faktor Rh positif. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor Rh positif mungkin menjadi faktor risiko. 

Penyakit Hashimoto

Penyakit hashimoto merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tiroid yang sehat, ini menyebabkan kerusakan dan disfungsi pada kelenjar tiroid. Sebuah penelitian pada tahun 2019 melibatkan 958 pasien yang menderita penyakit hashimoto dan hipotiroidisme non-hashimoto, yaitu kondisi di mana kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik. Penelitian ini menemukan, jumlah orang dengan golongan darah O lebih tinggi di antara kelompok penderita penyakit hashimoto dibandingkan dengan kelompok hipotiroidisme non-hashimoto. Di sisi lain, jumlah pasien dengan golongan darah AB paling sedikit. Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan, golongan darah O mungkin berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit hashimoto.

Sklerosis Multipel

Sklerosis multipel (MS) terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang serabut saraf, menyebabkan kerusakan permanen pada saraf dan mengganggu komunikasi antara otak dan tubuh. Sebuah studi pada tahun 2019 mengamati 265 pasien yang menderita sklerosis multipel. Hasil penelitian menunjukkan orang tanpa antigen A dan B atau faktor Rh memiliki risiko terendah untuk mengalami penyakit ini. Di sisi lain, orang dengan golongan darah A, B, dan Rh positif mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan MS.

Lupus

Lupus adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk sendi, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru. Karena peran penting antigen dalam perkembangan lupus, penelitian telah mengeksplorasi apakah golongan darah yang mengandung antigen (A, B, dan AB) dapat menjadi faktor risiko. Menurut satu studi, orang yang memiliki golongan darah B plus mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami lupus.