Di Duga Terjadi Insident Kebocoran Gas Di PT.Chandra Asri, Aktivis Lingkungan Hidup Banten Angkat Bicara

Ciilegon. PT.Chandra Asri Pertochemical (CAP) diduga mengalami insiden kebocoran gas, informasi yang awak media dapatkan adanya uji coba mengalirkan Gas ke salah satu Pabrik di wilayah Ciwandan.

Menurut ketua Umum Banten Antisipator Lingkungan Hidup Indonesia (BALHI). Sekiranya memang terjadi kebocoran gas tersebut, tentunya ada rekam jejak di wilayah Ciwandan melaui stasiun pemantau udara dan seharusnya berbagai pihak melakukan klarifikasi terkait informasi kebocoran gas tersebut.

"Terkait dampak yang terjadi akibat kebocoran Gas yang seharusnya pihak pihak harus cepat mengendalikannya, dengan berkoordinasi dengan semua pihak, karena itu kan gas, bisa menyebar kemana mana"ungkap Herry.

Lanjutnya.  saya dapet informasinya itu uji coba mengalirkan Liquid Prophylene dengan Tekanan Nitrogen dari Pabrik Chandra Asri ke PT. NSI di Ciwandan, Namun terjadi kebocoran 2 titik pada jalur pipa sehingga mengeluarkan Liquid Prophylene ke media lingkungan, dari kejadian tersebut pada selasa 21/5/2024 dan dilakukan Buka Tutup Jalan Negara jalur Cilegon Anyer.

"Upaya yang spesifik terkait dampak kebocoran gas ke media ke media lingkungan tersebut, kita belum tahu, apakah akan dilakukan pengecekan dan atau pembersihan  ke media lingkungan tersebut, apa bagaimana kita blum dapet lagi infonya, kita masih nunggu klarifikasinya, apakah Air Quality (Kualitas udara) nya sudah aman atau bagaimana"terangnya.

Herry mengatakan patut diduga adanya kelalaian sehingga bisa terjadi adanya kebocoran gas kimia yang menimbulkan pencemaran lingkungan, iya tentunya ada konsekuensinya, Peristiwa nya terjadi, tinggal bagaimana melaksanakannya saja, dan untuk pembuktian tentunya perlu ada pencermatan dari pihak terkait, dan itu juga terjadi buka tutup jalan negara, sehingga merugikan pengguna jalan, dan lebih utamanya PT. Chandra Asri harus bertanggung jawab melaksanakan pembersihan dampak pencemaran tersebut, sehingga media lingkungan aman dan agar tidak terjadi hal yang merugikan kepada khalayak umum masyarakat banyak dari dampak kepentingan pabrik. (Red/AA)