INFONASIONAL.COM | Internasional - Presiden Hungaria, Katalin Novak mengumumkan pengunduran dirinya secara langsung melalui siaran TV pada Sabtu (10/2/2024), menyusul maraknya gelombang protes atas keputusan grasi atau pengampunan terhadap seorang pria yang dihukum karena menutupi kasus pelecehan seksual anak.

Atas hal tersebut, Novak meminta maaf dan mengaku salah. Judit Varga, Menteri Kehakiman yang menyetujui pemberian grasi, juga telah mengundurkan diri dari peran barunya memimpin kampanye pemilihan Eropa untuk Fidesz, partai berkuasa yang mengusung Perdana Menteri (PM) Viktor Orban.

Kontroversi yang memicu pengunduran diri Novak mencuat, setelah nama-nama 25 orang yang diberi grasi pada April tahun lalu, sebagai bagian dari kunjungan Paus Fransiskus ke Hungaria, dipublikasikan media setempat pada pekan lalu.

Daftar tersebut memuat nama wakil direktur rumah anak-anak milik pemerintah di dekat Budapest, yang telah tiga tahun dipenjara karena memaksa anak-anak menarik kembali klaim pelecehan terhadap pimpinannya.

Untuk diketahui, direktur rumah anak-anak yang dimaksud, telah dipenjara selama delapan tahun, karena melecehkan anak-anak di fasilitas pemerintah.

Partai oposisi dan publik Hungaria ramai menuntut Novak mundur. Namun, tak ada yang menduga, dia mundur cepat.

Novak adalah tokoh populer di Fidesz dan politisi wanita yang terbilang langka di negara yang didominasi laki-laki. Novak yang merupakan sekutu utama PM Orban, sebelumnya menjabat Menteri Urusan Keluarga.

Tahun 2022, Novak menjadi wanita pertama yang menjadi presiden Hungaria. Dilantik dalam usia 44 tahun.

Belum pernah terjadi skandal politik ini belum pernah terjadi di pemerintah nasionalis Hungaria, yang telah lama menjabat.

Secara khusus, skandal ini memunculkan rasa malu yang mendalam bagi Fidesz, yang selama ini mengusung nilai-nilai keluarga tradisional, sebagai landasan kebijakan sosialnya.

\Dalam siaran langsung di televisi, Novak mengaku memberikan pengampunan, dengan keyakinan terpidana tidak mengeksploitasi kerentanan anak-anak di bawah pengawasannya.

Dia pun meminta maaf kepada para korban, yang mungkin merasa tidak dibelanya.

"Saya bersalah karena telah memberikan grasi. Alasan yang tak kondusif, telah memicu keraguan tentang toleransi nol yang berlaku untuk kaum pedofil," papar Novak.

Politisi wanita Fidesz terkemuka lainnya, juga telah mengundurkan diri dalam kasus yang sama.

Judit Varga, yang menjabat Menteri Kehakiman saat grasi diluncurkan, menandatangani kembali keputusan grasi.

Pengunduran diri ganda dari dua politisi wanita paling terkemuka, plus Judit Varga yang memimpin kampanye Pemilihan Eropa untuk Fidesz pada Juni mendatang, tentu menjadi pukulan telak bagi PM Orban dan partainya.